Asuhan Keperawatan Kebutuhan Khusus Pada Klien Hidrosefalus

Asuhan Keperawatan Kebutuhan Khusus Pada Klien Hidrosefalus

Definisi
  • Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang sub arachnoid atau ruang subdural.
  • Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS

ANATOMI dan FISIOLOGI
  • Ruangan CSS mulai terbentuk pada minggu kelima masa embrio, terdiri atas sistem ventrikel, sisterna magna pada dasar otak dan ruang subarakhnoid yang meliputi seluruh susunan saraf.
  • CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus koroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piameter dan arakhnoid yang meliputi susunan saraf pusat.
  • Hubungan antara sistem ventrikel dan ruang subarakhnoid melalui foramen Magendie di median dan foramen Luschka di sebelah ventrikel IV.
  • Aliran CSS yang normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen Monroi ke ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui foramen Luschka dan Magendie ke dalam subarakhnoid melalui sisterna magna. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan reabsorbsi oleh sistem kapiler.

Tipe Hidrosefalus
  • Hidrosefalus obstruktif (non communicating): tekanan CSS yang tinggi disebabkan oleh obstruksi pada salah satu tempat antara pembentukan CSS oleh pleksus koroidalis dan keluarnya dari ventrikel IV melalui foramen Luschka dan Magendie.
  • Hidrosefalus komunikans (communicating): bila tekanan CSS yang meninggi tanpa penyumbatan sistem ventrikel.
  • Pembagian tipe hidrosefalus lainnya adalah hidrosefalus bawaan (kongenital) dan didapat.

ETIOLOGI
Penyebab hidrosefalus terbagi dua, yaitu:
  • Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim (contoh: Malformasi Arnold Chiari) atau infeksi intrauterine.
  • Didapat: disebabkan oleh infeksi, neoplasma atau perdarahan

Patofisiologi
  • Hidrocephalus terjadi karena ada gangguan absorbsi CSF dalam subarachnoid (communicating hidrosefalus) dan atau adanya obstruksi dalam ventrikel yang mencegah CSF masuk ke rongga subarachnoid karena infeksi, neoplasma, perdarahan, atau kelainan bentuk perkembangan otak janin (non communicating hidrosefalus).
  • Cairan terakumulasi dalam ventrikel dan mengakibatkan dilatasi ventrikel dan penekanan organ-organ yang terdapat dalam otak.
  • Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subarakhnoid.
  • Akibat penyumbatan terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Tempat yang sering tersumbat dan terdapat dalam klinik adalah foramen Monroi, foramen Luschka dan Magendie, sisterna magna dan sisterna basalis.
  • Pembentukan CSS yg terlalu banyak dgn kecepatan absorbsi yang normal akan menyebabkan terjadinya akumulasi cairan di ventrikel sehingga terjadi pelebaran ventrikel dan penekanan organ-organ yang berada pada ventrikel.

Contoh lain terjadinya hidrosefalus
Setelah koreksi bedah dari spina bifida dengan meningokel akibat berkurangnya permukaan untuk absorbsi. Penyebab penyumbatan untuk aliran CSS yang sering terdapat pada bayi adalah kelainan bawaan (kongenital), infeksi, neoplasma dan perdarahan.

1. Kelainan Bawaan (Kongenital)
  • Stenosis akuaduktus Sylvii : merupakan penyebab terbanyak hidrosefalus pada bayi dan anak (60-90%). Akuaduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali atau abnormal (lebih sempit dari biasanya). Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahir atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir.
  • Spina bifida dan kranium bifida: hidrosefalus pada kelainan ini biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold Chiari akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total.
  • Sindrom Dandy-Walker: merupakan atresia kongenital foramen Luschka dan Magendie sehingga mengakibatkan hidrosefalus obstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel terutama ventrikel IV yang dapat sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa posterior.
  • Kista Arakhnoid : dapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu hematom.
  • Anomali Pembuluh darah

2. INFEKSI
  • Akibat infeksi dapat menimbulkan perlengketan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi ruangan subarakhnoid.
  • Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat purulent di akuaduktus sylvii atau sisterna basalis.
  • Lebih banyak hidrosefalus terdapat pada pasca meningitis. Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari meningitis.
  • Secara patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain.
  • Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen terutama terdapat di daerah basal sekitar sisterna kiasmatika dan interpendunkularis, sedangkan pada meningitis purulenta lokasinya lebih tersebar.

3. Neoplasma
  • Hidrosefalus obstruksi mekanis dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS.
  • Pengobatnnya dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor tidak diangkat, maka dapat dilakukan tindakan paliatif dengan mengalirkan CSS melalui saluran buatan atau pirau.
  • Pada anak yg terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glikoma yg berasal dari serebelum, sdgkan penyumbatan bagian depan ventrikel III biasanya disebabkan suatu kraniofaringioma.

4. Perdarahan
Telah banyak dibuktikan bahawa perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain itu penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.

Komplikasi
  • Peningkatan tekanan intrakranial
  • Kerusakan otak
  • Infeksi: septikemia, endokarditis, infeksi luka, nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses otak
  • Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik
  • Hematomi subdural, peritonitis, abses abdomen, perforasi organ dalam rongga abdomen, fistula, hernia dan ileus.
  • kematian

Manifestasi Klinis
Masa Bayi:
  • Kepala membesar (pembesaran tengkorak terjadi sebelum sutura tengkorak menutup).
  • fontanel anterior menonjol,
  • vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada saat bayi menangis,
  • terdapat bunyi crecked pot (tanda Macewen).
  • Mata melihat ke bawah (tanda setting sun),
  • mudah terstimulasi,
  • lemah,
  • kemampuan makan kurang,
  • perubahan kesadaran,
  • opisthotonus, dan s
  • pastik pada ekstremitas bawah.
  • Pada bayi dengan malformasi Arnold Chiari, bayi mengalami kesulitan menelan, bunyi nafas stridor, kesulitan bernafas, apnea, aspirasi, dan tidak ada refleks muntah.

Pada masa kanak-kanak;
  • Sakit kepala,
  • muntah,
  • papil edema,
  • strasbimus,
  • ataxia,
  • mudah terstimulasi,
  • letargi,
  • apatis,
  • bingung,
  • bicara inkoheren

Pemeriksaan Diagnostik
  • Pengukuran lingkar kepala pada masa bayi, terutama pada pada daerah suboksipito-bregmatikus, yang dilakukan secara berkala.
  • CT Scan dan MRI menunjukkan pembesaran ventrikel

Penatalaksanaan Terapeutik
Tujuan pengobatan adalah mengurangi hidrosefalus, menangani komplikasi, mengatasi efek hidrosefalus atau gangguan perkembangan.

Penatalaksanaan terdiri dari:
  • Non pembedahan: pemberian acetazolamide dan isosorbide atau furosemid mengurangi produksi cairan serebro spinal.
  • Pembedahan: pengangkatan penyebab obstruksi, seperti neoplasma, kista atau Haematom dengan melakukan pemasangan shunt yang bertujuan untuk mengalirkan cairan serebrospinal yang berlebihan dari ventrikel ke ruang ekstra kranial seperti rongga peritoneum, atrium kanan dan rongga pleural.

3 Prinsip Pengobatan Hidrosefalus
  1. Mengurangi produksi CSS dgn merusak sebagian pleksus koroidalis dgn tindakan reseksi (pembedahan) atau koagulasi.
  2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarakhnoid.
  3. Pengeluaran cairan CSS ke dalam organ ekstrakranial:

  • Drainase ventrikulo-peritoneal
  • Drainase lombo-peritoneal
  • Drainase ventrikulo-pleural
  • Drainase ventrikulo uretrostomi
  • Drainase ke dalam antrum mastoid
  • Cara yg dianggap terbaik yaitu mengalirkan CSS ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yg berventil (Holter valve) yg memungkinkan pengaliran CSS ke satu arah. Kekurangan cara ini adalah kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak.

Pengkajian
  • Riwayat keperawatan, masalah yg perlu diperhatikan adalah gangguan neurologis, risiko terjadi dekubitus dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
  • Kaji adanya pembesaran kepala pada bayi, vena terlihat jelas pada kulit kepala, bunyi cracked-pot pada perkusi, tanda setting sun, penurunan kesadaran, opisthotonus, dan spastik pada ekstremitas bawah, tanda peningkatan tekanan intra kranial (muntah, pusing, papil edema) bingung.
  • Kaji lingkar kepala
  • Kaji ukuran ubun-ubun, bila menangis ubun-ubun menonjol
  • Kaji perubahan tanda-tanda vital terutama pernafasan
  • Kaji pola tidur, perilaku dan interaksi

Diagnosa Keperawatan
  • Perubahan perfusi jaringan serebral b.d meningkatnya volume cairan serebrospinal, meningkatnya tekanan intra kranial
  • Resiko injury b.d pemasangan shunt
  • Perubahan persepsi sensori b.d adanya tindakan untuk mengurangi tekanan intrakranial, meningkatnya tekanan intrakranial
  • Risiko infeksi b.d efek pemasangan shunt
  • Perubahan proses keluarga b.d kondisi yang mengancam kehidupan anak
  • Antisipasi berduka b.d kemungkinan kehilangan anak

Perencanaan
  • Klien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda komplikasi dan perfusi jaringan serebral adekuat
  • Klien akan menunjukkan tanda-tanda terpasangnya shunt dengan tepat
  • Klien menunjukkan tanda-tanda bebas dari injury
  • Klien menunjukkan tanda-tanda bebas dari infeksi
  • Keluarga akan menerima klien dan akan mencari bantuan mengatasi rasa berduka

Discharge Planning
  • Ajarkan teknik perawatan dan balutan pemasangan shunt dan jelaskan tanda-tanda infeksi dan malfungsi dari shunt
  • Anjurkan untuk melapor ke perawat atau dokter bila ada sumbatan
  • Jelaskan tentang obat-obatan yang diberikan; efek kebutuhan mempertahankan tekanan darah (seperti anti kejang)
  • Jelaskan pentingnya kontrol ulang

Sumber:
Materi Kuliah : Pengantar Keperawatan Anak
Dosen: Tina Shinta

Post a Comment

Previous Post Next Post