CTEV atau Congenital Talipes Equino Varus atau yang disebut juga dengan club foot adalah kelainan kongenital yang umum ditemukan. Kelainan ini mengakibatkan kaki terlihat berotasi ke dalam terhadap ankle (mata kaki). Kelainan ini banyak terjadi di Amerika Serikat, terdapat 1-2 kasus dalam 1000 kelahiran hidup dan 50% diantaranya menyerang kedua kaki (bilateral).

Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) / Clubfoot

Pengertian
Club foot /CTEV (Congeintal Talipes Equino Varus) adalah kelainan yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz).

Talipes berasal dari kata Talus yang berarti ankle (mata kaki) dan Pes yang berarti adanya kelainan pada kaki sehingga mengakibatkan penderita berjalan menggunakan mata kakinya, sedangkan Equino berarti seperti kuda, Varus adalah bengkok kedalam. Jadi pada penderita dengan CTEV, memiliki 3 kondisi medis, yakni:
  1. Kaki depan tertarik kedalam (adduction) sehingga telapak kaki menghadap ke atas (supination)
  2. Tumit kedalam (inversion)
  3. Pergelangan kaki atau ankle dalam keadaan bengkok ke dalam (plantar flexion).
Beberapa kelainan dari mata kaki (Talipes) adalah:
  • Talipes Varus: inversi atau membengkok ke dalam
  • Talipes Valgus: eversi atau membengkok ke luar
  • Talipes Equinus: plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendah daripada tumit.
  • Talipes Calcaneus: dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit.
Contoh Kaki Penderita Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) / Clubfoot
Gambar: Contoh Kaki Penderita CTEV (Foto by Google Image)

Etiologi:
Penyebab pasti kelainan ini tidak diketahui dengan pasti. Berbagai macam dugaan untuk membedakan CTEV primer dan sekunder. CTEV sekunder merupakan suatu kelainan yang berhubungan dengan kelainan yang lain seperti aberasi kromosomal, artrogriposis (suatu kondisi imobilitas dari persendian secara umum), serebral palsy atau spina bifida.

Beberapa dugaan mengenai penyebab terjadinya CTEV adalah:
  • Teori kromosom: dimungkinkan karena cacat dari sel germativum yang tidak dibuahi dan muncul sebelum fertilisasi.
  • Teori embrio: biasanya ini terjadi pada CTEV Primer yang terjadi pada sel germinativum yang dibuahi (Irani dan Sherman) yang menyatakan bahwa kelainan terjadi antara masa konsepsi dan minggu ke 12 kehamilan.
  • Teori otogenik: adanya hambatan dalam perkembangan minggu ke 7-8 masa gestasi. Teori ini dihubungkan dengan perubahan pada genetik.
  • Teori fetus: adanya blok mekanik pada perkembangan akibat lingkungan intrauterin.
  • Teori neurogenik: yaitu kelainan primer pada jaringan neurogenik.
  • Teori amiogenik, bahwa kelainan primer terjadi pada otot.

Manifestasi Klinis
  • Kaki dapat berputar ke sisi dalam sehingga punggung kaki terletak di telapak kaki.
  • Apabila mengenai kedua kaki, maka nampak kedua telapak kaki saling berhadapan.
  • Kaki yang terkena terlihat lebih pendek dibandingkan kaki yang sehat.
  • CTEV tidak menyebabkan nyeri. Namun apabila tidak ditangani, CTEV dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan kecacatan sejak masa kanak-kanak.
  • Atrofi otot betis

Patogenesis
Bersifat multifaktorial. Banyak teori telah diajukan sebagai penyebab deformitas ini, termasuk faktor :
  • Genetic,
  • Defek sel germinativum primer,
  • Anomali vascular,
  • Faktor jaringan lunak,
  • Faktor intrauterine
  • Faktor miogenik.

Kombinasi dan Permutasi
Clubfoot diangggap sebagai deformitas equinovarus, namun ternyata terdapat permutasi dan kombinasi lainnya, seperti :
  • Calcaneovalgus
  • Equinovalgus
  • Calcaneovarus

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan CTEV berasal dari terapi konservatif maupun operatif. Komplikasi yang terjadi pada terapi konservatif antara lain gangguan kulit; dekubitus akibat gips dan koreksi kelainan yang tidak lengkap. Komplikasi yang terjadi akibat operasi adalah gangguan pada luka operasi yang didapat selama operasi atau setelah operasi. Masalah setelah operasi seperti infeksi luka operasi dan kemungkinan lain dapat disebabkan tekanan dari gips atau cast. Komplikasi lain yang terjadi kemungkinan karena kaki bayi kecil, sehingga strukturnya sulit dilihat. Pembuluh darah dan saraf dapat rusak akibat operasi. Komplikasi yang lain setelah operasi kemumgkinan dapat terjadi karena kaki bayi terbentuk oleh tulang rawan, yang mana dapat rusak dan mengakibatkan kelainan lain dari kaki.

Tata Laksana
A. Tindakan Non Bedah
Metode Ponseti, merupakan metode yang sering dilakukan. Caranya kaki diregangkan dan dipasang cast/gips sepanjang lutut. Setiap minggu, ahli Ortopedi melepas cast tersebut lalu meregangkannya ke bentuk yang benar dan dipasang cast kembali. Setelah 3-5x pemasangan cast, maka kaki dalam posisi lurus namun tendon achiles akan memendek, sehingga memerlukan pembedahan. Setelah itu, dilakukan pemasangan cast terakhir selama 3 minggu dan terakhir dibuka dan dipasang brace selama 3 bulan dan selanjutnya setiap malam selama 2 tahun. Metode ini cukup efektif tetapi membutuhkan partisipasi aktif dari orangtua, terutama saat perawatan brace.

Metode French functional meliputi peregangan, latiham, pemijatan, dan imobilisasi kaki menggunakan perban non elastis. Metode ini dilakukan oleh terapis selama 3 bulan pertama dan saat bersamaan pula orangtua juga diberikan pelatihan untuk melakukan hal yang sama di rumah. Metode ini berlanjut sampai anak berusia 2 tahun.

B. Tindakan Bedah
Pembedahan dilakukan guna memperbaiki tendon, ligamen dan sendi pada kaki atau engkel. Dilakukan saat pasien berusia 9-12 tahun. Setelah operasi masih tetap dipasang cast seiring dengan proses penyembuhan dan juga sepatu atau brace selama beberapa tahun pasca operasi.

C. Tanpa Terapi
Tanpa terapi, pasien clubfoot akan berjalan dengan bagian luar kakinya, yang mungkin menimbulkan nyeri dan atau disabilitas.

Kelainan ini dapat mengakibatkan adanya relaps, tanpa memperdulikan apakah kelainan tersebut diterapi secara operatif maupun konservatif. Salah satu alasan terjadinya relaps antara lain adalah kegagalan ahli bedah dalam mengenali kelainan patoanatomi yang mendasarinya

Daftar Pustaka
  • Pengantar ilmu bedah orthopedi, Prof. Dr. R. Soeharso MD. F.I.C.S
  • http://www.orthoinfo.aaos.org
  • http://www.medicalnewstoday.com
  • http://www.emedicine/spesialities/radiology/pediatrics. Author: Ellen M Chung
  • http://www.ijoonline.com, Indian Journal of Orthopaedics, November 2008.

Sumber:
Materi Kuliah Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) / Clubfoot
Mata Kuliah: Muskulo Skeletal
Dosen: Tina Shinta P

1 Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post