Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Diabetes Insipidus

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Diabetes Insipidus

Pengertian
  • Diabetes insipidus terbagi 2 jenis, yaitu diabetes insipidus sentral (CDI) dan diabetes insipidus nefrogenik (NDI) (Smeltzer, 2004).
  • Diabetes insipidus ini disebabkan oleh kurangnya vasopressin (ADH), gejala-gejala yang timbul paling awal adalah poliuria (rata-rata sekitar 6 liter/hari, tetapi bisa mencapai 30 liter/hari) dan polidipsia (perasaan haus yang hebat) (Haznam, 2001).

Etiologi
Diabetes Insipidus Central atau Neurogenik.
  • Lesi-lesi neoplastik di hipofisis atau hipotalamus.
  • Pasca hipofisektomi
  • Trauma (fraktur dasar tulang tengkorak)
  • Tumor ( Karsinoma metastasis, kraniofaringioma, kista suprasellar, pinealoma).
  • Idiopatik.
Diabetes insipidus Nephrogenik
  • Penyakit ginjal kronik
  • Obat-obatan: litium, demoksiklin, asetoheksamid, tolazamid, glikurid, propoksifen.

Patofisiologi
Diabetes insipidus sentral
Diabates tipe ini disebabkan oleh kegagalan pelepasan ADH secara fisiologi, dapat merupakan kegagalan sintesis atau penyimpanan. Secara anatomis, kelainan ini terjadi karena kerusakan nukleus supraoptik, paraventrikuer dan filiformishipotalamus yang mensintesis ADH.

Diabetes insipidus nefrogenik
Pada kegagalan sekresi ADH, struktur tubulus distal tidak permeabel terhadap air, sehingga saat urin yang hipotonis melewati tubulus distal, ion natrium akan lebih banyak dikeluarkan yang berakibat penurunan osmolalitas atau kekentalan urin. Kemudian, urin yang sangat hipotonis memasuki collecting duct yang juga relatif tidak permeabel (karena ADH menurun) sehingga memungkinkan ekskresi sejumlah besar urin.

Menifestasi klinis
  • Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan polidipsia, tetapi tidak hiperglikemia.
  • Jumlah cairan yang diminum maupun produksi urin per 24 jam sangat banyak, bahkan melebihi dari jumlah pemasukan sehingga dapat mencapai 5 – 10 liter sehari.
  • Berat jenis urin sangat rendah, berkisar antara 1010 – 1005.

Pemeriksaan diagnostik
Hickey-Hare atau Carter-Robbins test
Pemberian infuse larutan garam hipertonis secara cepat pada orang normal akan menurunkan jumlah urin sedangkan pada diabetes insipidus urin akan menetap atau bertambah.

Fluid deprivation
  • Sebelum pengujian pasien diminta untuk mengosongkan kandung kencing nya kemudian ditimbang berat badannya, diperiksa volume dan berat jenis atau osmolalitas urin pertama, pada saat ini diambil sampel plasma untuk diukur osmolalitasnya.
  • Pasien diminta buang air kecil sesering mungkin setiap jam, pasien ditimbang setiap jam bila dieresis lebih dari 300 ml/jam atau setiap 3 jam bila dieresis kurang dari 300 ml/jam.
  • Setiap sampel urin disimpan dalam botol yang tertutup dan tersimpan dikulkas.
  • Pengujian dihentikan setelah 16 jam atau berat badan menurun 3-4%.
Pengujian ini dilanjutkan dengan:
Uji nikotin dan vasopressin
Pada orang normal akan terjadi peningkatan osmolalitas urin maksimal sampai 1000 mol/kg berat badan. Tidak adanya peningkatan osmolalitas lebih lanjut setelah pemberian nikotin dan vasopressin menunjukkan adanya stimulasi pelepasan ADH yang maksimal dan respon ginjal yang maksimal terhadap ADH.

Penatalaksanaan
Pengobatan diabetes insipidus harus disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkan pada pasien DIS dengan mekanisme rasa haus yang normal tidak diperlukan terapi apa-apa selama gejala nokturia dan poliuria tidak mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari, tetapi pasien dengan gangguan pada pusat rasa haus diterapi dengan pengawasan yang tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Obat-obatan yang biasa dipakai adalah : Diuretik-Tiazid, Klopropamid,Karbamazepin.

Komplikasi
Dehidrasi berat dapat terjadi apabila jumah air yang diminum tidak adekuat
Ketidakseimbangan elektrolit, yaitu hipernatremia dan hipokalemia.
Keadaan ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur dan dapat terjadi gagal jantung kongesti.

KONSEP DASAR ASKEP

Pengkajian
  • Riwayat trauma kepala, pembedahan kepala, pemakaian obat phenotoin, lithium karbamat, infeksi kranial, tumor paru, mamae, riwayat keluarga menderita kerusakan tubulus ginjal atau penyakit yang sama.
  • Pemeriksaan fisik: polidipsi, BB turun Kardiovaskular : tanda dehidrasi( nadi cepat, TD turun, dll) Respirasi : tanda dehidrasi ( napas cepat, pucat ) Renal : poliuria 5-30 lt/hari, sering berkemih, nocturia Integumen: membran mukosa dan kulit kering, turgor tidak elastic
  • Pemeriksaan penunjang: Hiperosmolar serum Hipoosmolar urine BJ urine kurang dari 1.005.

Diagnosa keperawatan
  1. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
  2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan  anoreksia.
  3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nocturia.
  4. Anxietas berhubungan dengan perkembangan penyakit
  5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

Kesimpulan
Diabetes Insipidus vs SIADH

Baca Juga :
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan SIADH (Syndrome of Inapropiate Secretion of Anti Diuretic Hormon) (Klik Disini)

Sumber:
Materi Kuliah : Sistim Endokrin
Dosen : Tina Shinta

Post a Comment

Previous Post Next Post