Invaginasi

Askep Pada Anak: Invaginasi

Pengertian
  • Invaginasi adalah suatu kondisi dimana terdapat sebagian usus masuk ke dalam usus berikutnya, biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi sebaliknya.
  • Bagian usus yang masuk disebut intussusceptum dan bagian yang menerima disebut intussuscipiens.
  • Pemberian nama invaginasi tergantung pada hubungan antara intussusceptum dan intussuscipiens.
  • Misalnya ileo-ileal, hal ini berarti invaginasi yang terjadi hanya melibatkan ileum.
  • Ileo-colica berarti ileum sebagai intussusceptum dan colon sebagai intussuscipiens.
  • Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileo colica, colo-colica dan appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak ditemukan (75%), ileo- ileo colica 15%, lain-lain 10%, paling jarang tipe appendical Colica.

Insiden dan Prevalensi
  • Anak yang mengalami invaginasi kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2 – 12 bulan, dan lebih banyak pada anak laki – laki.
  • Prevalensi penyakit diperkirakan 1-2 penderita diantara 1000 kelahiran hidup. Anak lelaki lebih banyak daripada perempuan, 3 : 1. 
  • Bayi yang terkena biasanya bayi sehat, menetek, gizi baik dan dalam pertumbuhan optimal.
  • Diare dan invaginasi dihubungkan dengan infeksi virus, karena pada pemeriksaan tinja dan kelenjar limfa mesenterium, terdapat adenovirus bersama-sama invaginasi. 
  • Invaginasi yang terjadi pada umur lebih dari 2 tahun, biasanya disertai adanya divertikel Meckel, polip, hemangioma dan limfosarkoma. 
  • Infeksi parasit sering juga menyertai invaginasi anak besar.

Etiologi
  • Etiologi tidak diketahui/idiopatik.
  • Beberapa teori, menghubungkan terjadinya invaginasi karena gangguan peristaltik, 10% didahului oleh pemberian makanan padat dan diare.

Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala mulai tampak dalam waktu 3-24 jam setelah terjadi invaginasi.

Gejala terlihat sebagai tanda-tanda obstruksi usus yaitu
  • Nyeri perut, bersifat mendadak setiap 15-30 menit, dengan durasi 1-2 menit. Bayi terlihat sehat bila sedang tidak mengalami nyeri. Perut berbentuk Scaphoid. Pada anak dengan usia lebih dari 2 tahun, nyeri perut merupakan gejala yang menyolok.
  • Muntah (pada bayi kecil merupakan gejala pertama).
  • perdarahan. 
Muntah pada awalnya berisi sisa-sisa makanan yang ada dalam lambung, kemudian berisi empedu.

Muntah tejadi pada 3 jam pertama. Gejala muntah lebih sering pada invaginasi usus halus bagian atas jejunum dan ileum daripada ileo-colica.

Setelah serangan nyeri/kolik yang petama, feses normal, kemudian disusul oleh defekasi darah bercampur lendir (currant jelly stool). Yang berasal dari intususeptum yang terbendung, tertekan atau seudah mengalami strangulasi. Bila invaginasi disertai strangulasi harus waspada kemungkinan terjadinya peritonitis setelah perforasi.

Darah lendir berwarna segar pada awal defekasi, kemudian berangsur-angsur bercampur jaringan nekrosis, disebut terry stool oleh karena terjadi kerusakan jaringan dan pembuluh darah.

Pemeriksaan Fisik
  • Pada pemeriksaan perut dapat teraba sausage shape pada 24% penderita. Suatu massa dengan lekukan dan posisinya mengikuti garis usus colon ascendens sampai ke sigmoid dan rektum. Massa tumor sukar diraba bila berada di belakang hati atau pada dinding yang tegang.
  • Perkusi pada tempat invaginasi terkesan suatu rongga kosong. Bising usus terdengar meninggi selama nyeri, menjadi normal kembali di luar serangan.
  • Colok dubur memperlihatkan darah lendir dan kadang-kadang teraba pseudo-portio bila invaginasi sudah mencapai recto-sigmoid.

Tes Diagnostik
  • Pemeriksaan rontgen dengan enema barium untuk memastikan terjadinya invaginasi.
  • Foto polos perut dibuat dalam 2 arah, posisi supine dan lateral dekubitus kiri. Posisi lateral dekubitus kiri ialah posisi penderita yang dibaringkan dengan bagian kiri di atas meja dan sinar dari arah mendatar. Dengan posisi ini, selain untuk mengetahui invaginasi juga dapat mendeteksi adanya perforasi.
  • Gambaran X-ray pada invaginasi ileo-coecal memperlihatkan daerah bebas udara yang fossa iliaca kanan karena terisi massa. Pada invaginasi tingkat lanjut kelihatan air fluid level

Penatalaksanaan
  • Klien dipuasakan, tetapi dilakukan pemberian cairan intravena
  • Dilakukan reposisi usus, tergantung pada keadaan penderita. Reposisi dilakukan dengan operasi atau barium enema.
  • Operasi dini tanpa terapi barium dikerjakan bila terjadi perforasi, peritonitis dan tanda-tanda obstruksi. Keadaan ini biasanya pada invaginasi yang sudah berlangsung 48 jam, juga pada kasus-kasus relapse. Reseksi usus dilakukan jika aliran darah tidak pulih kembali.

Sumber:
Materi Kuliah : Ilmu Keperawatan Anak
Dosen : Tina Shinta

Post a Comment

Previous Post Next Post