Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipopituitari

Gambar: Anatomi Fisiology Kelenjar Pituitary
Gambar: Anatomi Fisiology Kelenjar Pituitary / Sumber: Net

Hipopituitari
Hipopituitari adalah berkurangnya satu atau lebih hormon yang dihasilkan hipofise/insufisiensi kelenjar hipofise.

Hipofungsi Kelenjar pituitari
Hipofungsi kelenjar pituitary menyebabkan hipofungsi organ sekunder
Etiologi dari hipofungsi primer yang terkena hipofise, sedangkan etiologi dari hipofungsi sekunder yang terkena hipotalamus

Etiologi meliputi :
  • Infeksi/inflamasi
  • Radiasi
  • Defek kongenital
  • Tumor hipofisis
  • Trauma
  • Nekrosis hipofisis (sindrom Sheehan)

Manifestasi Klinis
  • Tanda klinis sesuai penyebabnya
  • Gangguan penglihatan
  • Tanda defisit gonadotropin : amenore,
  • Defisit GH : perawakan pendek

Pertumbuhan Normal
  • Pertumbuhan pra-natal : Pada periode ini hormon yang berperan adalah IGF-1 dan IGF-BP
  • Pertumbuhan pasca natal : ditandai 3 fase : fase infant, fase childhood, fase puberty, selama fase bayi terjadi catch-down atau catch up

Algoritme perawakan pendek
Algoritme perawakan pendek
Sumber: Net

Perawakan pendek (keturunan) ditandai oleh
  • Pertumbuhan yang selalu berada di bawah persentil 3
  • Kecepatan pertumbuhan normal.
  • Usia tulang normal
  • TB kedua atau salah satu orang tua yang pendek.
  • Tinggi akhir di bawah persentil 3

Manifestasi Klinis CDGP (Constitutional Delay in Growth and Puberty):
  • Perlambatan pertumbuhan linear pada 3 tahun pertama kehidupan
  • Usia tulang terlambat
  • Maturasi seksual terlambat
  • Tinggi akhir biasanya normal

Algoritme Hiposekresipituitari Pada Anak

Algoritme Hiposekresipituitari Pada Anak
Algoritme Hiposekresipituitari Pada Anak / Sumber: Net

Algoritme Hiposekresipituitari Pada Orang Dewasa

Algoritme Hiposekresipituitari Pada Orang Dewasa
Algoritme Hiposekresipituitari Pada Orang Dewasa / Sumber: Net

1. Defisiensi Prolaktin
Manifestasi defisiensi prolaktin adalah tidak bisa laktasi. Gejala pertama pada panhipopituitarisme biasanya tidak adanya laktasi (lihat penyakit Simmonds dan penyakit Sheehan).

Jika ada defisiensi prolaktin maka perlu diperiksa hormon-hormon hipofisis lainnya untuk mengetahui apakah ada juga defisiensi dari hormon-hormon lain.

2. Dwarfisme
Hipopituitarisme pada anak menimbulkan gejala cebol (dwarfism). Kupperman (1963) membagi dwarfisme dalam 2 jenis, yaitu:

a) Pituitary dwarfism
Pada penyakit ini penderita-selain kekurangan somatotropin juga kekurangan ACTH, TSH dan gonadotropin. Karena itu mereka sering pula mempunyai gejala-gejala dari hipoadrenalisme, hipotiroidisme dan hipogonadisme. Pemeriksaan dengan foto rontgen menunjukkan penutupan epifisis-epifisis terlambat dibandingkan dengan umur kronologis.

b) Primordial dwarfism
Dalam hal ini yang kekurangan adalah hanya somatotropin
Mereka tidak kekurangan hormon-hormon hipofisis lain. Pada pemeriksaan tulang di temukan penutupan epifisis dari tulang-tulang tidak terlambat dan cocok dengan umur kronologis.

Kreatinisme/dwarfisme

Kreatinisme - dwarfisme
Kreatinisme/dwarfisme - Sumber: Net

Tata Laksana Klien Dengan Hipopituitari
Pengkajian
  • Riwayat penyakit masa lalu
  • Sejak kapan keluhan dirasakan
  • Apakah keluhan terjadi sejak lahir
  • BB dan TB saat lahir
Keluhan utama :
  • Pertumbuhan terlambat
  • Ukuran otot dan tulang kecil
  • Tanda –tanda seks sekunder tidak berkembang
  • Infertilitas
  • Impotensia
  • Libido menurun
  • Nyeri senggama pada wanita

Pemeriksaan fisik
  • Amati bentuk dan ukuran tubuh, BB dan TB, pertumbuhan rambut diwajah
  • Palpasi kulit, pada wanita biasanya kering dan kasar.

Diagnosa Keperawatan
  • Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur dan fungsi tubuh
  • Disfungsi seksual
  • Koping individu tidak efektif
  • Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
  • HDR
  • Gangguan persefsi sensori
  • Ansietas
  • Defisit perawatan diri
  • Gangguan integritas kulit

Tujuan Tindakan Keperawatan
  • Klien memiliki kembali citra tubuh yang diharapkan
  • Klien dapat berfartisipasi aktif dalam program pengobatan
  • Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
  • Klien bebas dari rasa cemas
  • Klien terhindar dari komplikasi 
  • Secara umum kolaborasi dengn dokter

PANHIPOPITUITARISME (Penyakit Simmonds)
Pengkajian
  • Ada keluhan penderita akhir-akhir ini lekas capek dan tidak sanggup lagi untuk menjalankan pekerjaan fisik sebagaimana biasa.
  • Penderita juga mengeluh tentang berkurangnya konsentrasi dan berkurangnya perhatian terhadap kejadian-kejadian disekitarnya.
  • Libido berkurang.
  • Pada wanita menderita amenorea.
Gejala-gejala
  • Pada pria kumis dan jenggot tidak bisa tumbuh
  • Kulit menjadi atrofik, kering, agak kasar dan sedikit mengkerut
  • Turgor dan elastisitas kulit berkurang
  • Alat genital juga atrofik
  • Pada wanita mukosa dari vagina menjadi atrofikdan uterus menjadi poplastik akan tetapi mamae tidak mengecil
  • Lemak subkutis biasanya tidak berubah
  • Metabolisme basal pada umumnya menurun
  • Terdapat bradikardi dan hipotensi

Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
Pemeriksaan menunjukkan hipofungsi dari tiroid dan suprarenal. Kadar hormon gonadotropin dalam darah juga berkurang.

Terapi
Kausal
  • Pada tumor biasanya dilakukan radiasi (dengan X-ray atau kobalt) jika tidak terdapat kelainan visus. Jika gejala-gejala tekanan dari tumor progresif maka dipertimbangkan operasi.
  • Medika Mentosa Pengobatan medika mentosa yang terbaik untuk panhipopituitarisme adalah terapi substitusi atau replacement therapy.

Medika Mentosa
  • Hidrokortison antara 20-30mgr per hari. Yang diberi bukan prednisone atau deksametason karena preparat-preparat ini tidak cukup menyebabkan retensi garam dan air.
  • Tiroksin atau pulvus tiroid. Harus hati-hati karena penderita sangat peka terhadap obat ini.
  • Testosteron pada pria dalam bentuk metiltestosteron 10-20 mgr per hari. Jangan diberi dalam waktu terlalu lama karena bisa menyebabkan kerusakan hepar.
  • Estrogen (stilbestrol) untuk wanita. Estrogen lebih baik diberikan secara siklus agar siklus menstruasi tetap bisa dipertahankan

Baca Juga:
Asuhan Keperawatan Pada Klien Hiperpituitary

Sumber:
Materi Kuliah : Sistim Endokrin
Dosen : Tina Shinta

Post a Comment

Previous Post Next Post