Askep Anak Kebutuhan Khusus Autisme

Autisme - Pengantar Keperawatan Anak

PENDAHULUAN
  • Autisme bukan suatu penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autisme seperti hidup dalam dunianya sendiri.
  • Autisme tidak termasuk golongan penyakit tetapi suatu kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan, pada anak autisme terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif).

PENGERTIAN
  • Autisme adalah kelainan perkembangan yang terjadi pada sistem saraf yang dialami seseorang sejak lahir atau saat balita.
  • Karakteristik menonjol yang terjadi pada seseorang dengan kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi dan perasaan orang lain.
  • Autisme merupakan gangguan perkembangan kompleks, gejalanya mulai terlihat sebelum anak usia 3 tahun.
  • Autisme mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi verbal dan non verbal, serta terjadi gangguan perilaku pada anak.
  • Anak autisme memiliki masalah dalam berbahasa, membentuk hubungan dan salah menginterprestasikan keadaan lingkungan sekitarnya.
  • Menurut American Pshychiatric Association, autisme dikenal sebagai Pervasive Development Disorders.

Etiologi
  • Belum diketahui secara pasti penyebab autisme.
  • Kemungkinan karena faktor genetik.
  • Jika suatu keluarga memiliki anak autisme, maka kemungkinan memiliki anak dengan autisme lagi sebesar 3-8%, sedangkan jika salah satu anak kembar menderita autisme, kemungkinan kembarannya juga menderita autisme 30%.
  • Abnormalitas kromosom DNA dan masalah pada susunan saraf ditemukan pada sebagian besar anak autisme. 
  • Kemungkinan adanya kaitan antara usia orangtua dengan resiko autisme.
  • Dihubungkan dengan penyakit sebelumnya. Contoh ibu yang terkena infeksi rubella, toksoplasmosis atau sitomegalovirus selama hamil, adanya kelainan bawaan sejak lahir (tuberous sclerosis, kelainan saraf, dll), infeksi pada anak setelah lahir seperti ensefalopati, meningitis bakterialis dll.

Test Diagnostik
Pada pemeriksaan CT scanning dan pneumo encephalogram, tampak :
  • Ventrikel lateral otak tidak normal, terutama daerah temporal
  • Juga terlihat pelebaran ventrikel lateral otak.
Pada pemeriksaan histopatologi :
Pembentukan sel-sel di daerah hipocampus terlihat tidak normal dan amygdala di kedua sisi otak

Pada pemeriksaan EEG :
Kelainan tidak khas, meskipun kadang-kadang tampak discharge temporal

Secara laboratorium :
Diduga ada kaitannya dengan banyaknya pembuangan zat phenil keton melalui air seni (phenil ketonuria).

Insiden
Angka kejadian autisme setiap tahun meningkat. Dilansir dari Autism Research Institute di San Diego, pada tahun 1987 jumlah anak autis 1:5000 anak, sedangkan tahun 2005 meningkat menjadi 1:160 anak.

Manifestasi Klinis
Gejala bermacam-macam dan berbeda tiap individu, diantaranya adalah:
  • Kesulitan dalam berkomunikasi/adanya keterlambatan bahasa dan bicara
  • Kesulitan dalam memahami perkataan serta perasaan orang lain/gangguan dalam berinteraksi sosial
  • Anak mengalami gangguan sensoris sehingga terlihat tidak perduli terhadap lingkungan dan orang sekitarnya,
  • Anak terlihat seolah hidup dalam dunianya sendiri sehingga tidak mampu bersosilisasi dengan orang lain atau teman sebayanya.
  • Perilaku emosi dan pola bermain yang berbeda dgn anak seusianya,
  • Perkembangan terlambat atau tidak normal.
  • Gejala tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.

Pada pemeriksaan status mental, ditemukan:
  • kurangnya orientasi lingkungan,
  • Kemampuan mengingat rendah, meskipun terhadap kejadian yang baru,
  • Kepedulian terhadap sekitar sangat kurang.
  • Berbicara cepat-cepat tetapi tanpa arti, kadang diselingi suara yang tidak jelas maksudnya, seperti suara gemeretak gigi bila si anak menggigil karena demam.
  • Kebanyakan inteligensia anak autisme rendah.
  • Kemampuan khusus, seperti membaca, berhitung, menggambar, melihat penanggalan, atau mengingat jalanan yang banyak liku-likunya, kurang.

Manifestasi klinis lainnya :
  • Sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Anak akan bereaksi secara emosional, kadang bereaksi kasar meskipun hanya karena perubahan kecil dari kehidupan rutin, contoh perubahan warna kursi atau baju, atau naik kendaraan yang tidak biasa.
  • Setiap perubahan bagi anak autisme selalu dirasakan buruk, dan perubahan yang ke arah baik pun tidak pernah dirasakan sebagai surprise
  • Memperlihatkan gerakan-gerakan tubuh yang aneh, contoh saat duduk, bergerak-gerak ke depan dan ke belakang, berjalan jinjit
  • Sebagian kecil anak autisme menunjukkan masalah perilaku yang sangat menyimpang, seperti melukai diri sendiri, baik karena gigitan sendiri atau menggunakan pisau, membentur-benturkan kepala, kadang-kadang ada yang menyerang teman bergaulnya.
Pencetus timbulnya kelainan perilaku tersebut terkadang hanya karena kecewa, marah, bosan, takut, cemas, atau hanya karena perubahan lingkungan kesehariannya yang rutin, antara lain :
  • Terpaku (terlalu menyayangi) pada benda-benda mati. Contoh: apabila mainannya hilang atau rusak maka si anak akan sangat marah, atau memperlihatkan reaksi lain yang tidak setara dengan masalahnya
  • Bereaksi tidak normal terhadap rangsangan sekitar seperti bau, bunyi atau sinar
  • Kurang mampu berimajinasi (Daya Khayal)
  • Namun ada juga anak autisme yang menyenangi (memperhatikan lama-lama peralatan berbunyi keras seperti drum dan senang meraba-raba atau mengelus-elus barang yang permukaannya kasar).

Deteksi Dini
  • Cara deteksi dini yang mudah dengan melakukan pengamatan perilaku anak sehari-hari.
  • American Academy of Pediatrics menyarankan tehnik Rapid Attention Back dan Forth Communication Tes atau dikenal dengan Rapid ABC, yaitu cara mendeteksi dini dgn memberikan kegiatan sederhana pada anak yang melibatkannya secara aktif, shg dapat menunjukkan keterlibatan dan komunikasi anak.
  • Gerakan berulang dan kurangnya kontak mata bisa menjadi tanda awal dimana harus berkonsultasi pada ahli di bidang autisme.
Selain itu, cara lain mendeteksi dini adalah orangtua memperhatikan anaknya dan menjawab pertanyaan di bawah ini.
  • Apakah anak anda tertarik atau mau bermain dengan anak lain?
  • Apakah anak anda dapat menunjuk sesuatu benda jika ia tertarik pada benda tersebut?
  • Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatikan pada orangtuanya?
  • Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
  • Apakah anak merespon jika namanya dipanggil?
Bila anda menunjuk mainan yang jaraknya jauh, apakah ia akan menoleh untuk melihatnya?
Jika terdapat jawaban “tidak” pada lebih dari 2 pertanyaan, maka dianjurkan untuk berkonsultasi pada profesional di bidang autisme seperti dokter maupun psikolog anak.

Penggolongan Anak Autis
1. Menyendiri
  • Terlihat menghindari kontak fisik dengan lingkungan. Meskipun bisa saja pada awalnya kelihatan biasa dan nyaman bermain dengan teman sebayanya, tapi hal ini hanya terjadi dalam waktu yang singkat.
  • Cenderung kurang menggunakan kata-kata, dan kadang-kadang sulit berubah meskipun usianya bertambah lanjut, meskipun ada perubahan, mungkin hanya mampu mengucapkan beberapa kata sederhana.
  • Menghabiskan harinya berjam-jam untuk sendiri, dan jika berbuat sesuatu, melakukannya berulang-ulang
  • Sangat tergantung pada kegiatan sehari-hari yang rutin
  • Gangguan perilaku pada kelompok anak autisme, termasuk bunyi-bunyi aneh, gerakan tangan, tabiat yang mudah marah, melukai diri sendiri, menyerang teman bergaul, merusak dan menghancurkan mainan sendiri.

2. Kelompok Anak Autisme Pasif
  • Lebih mampu bertahan pada kontak fisik dan agak mampu bermain dengan kelompok teman bergaul dan sebaya.
  • Mempunyai perbendaharaan kata yang lebih banyak meskipun agak terlambat berbicara dibandingkan dengan anak yang sebaya
  • Kadang-kadang terlihat lebih cepat merangkai kata meskipun kadang-kadang pula disertai kata yang kurang dimengerti
  • Gangguan perilaku pada kelompok ini tidak seberat anak kelompok yang menyendiri

3. Kelompok Anak Autisme Aktif
  • Mampu bermain dan bersosialisasi dengan kelompok teman bergaul dan sebaya
  • Dalam berdialog, sering mengajukan pertanyaan dengan topik yang menarik, dan bila jawaban tidak memuaskan atau pertanyaannya dipotong, akan bereaksi sangat marah
  • Menegakkan diagnosa anak autisme kelompok ini kadang-kadang sulit, karena kenyataannya anak ini bisa bergaul dengan lingkungannya. Meskipun mungkin terbatas hanya di sekitar tempat tinggalnya, cara bersosialisasinya tetap kurang menggunakan asas memberi dan menerima (take and give) antar sesama teman bergaul.

Terapi
  • Terapi Fisik
  • Terapi Bicara
  • Terapi visual
  • Terapi bermain
  • Okupasi terapi
  • Terapi perilaku
  • Terapi sosial
  • Terapi perkembangan
  • Terapi biomedik
  • Terapi sosial

Sumber:
Materi Kuliah : Pengantar Keperawatan Anak
Dosen: Tina Shinta

Post a Comment

Previous Post Next Post